Kamis, 23 April 2009

TANGISAN

MENGAPA TIAP TANGISAN
TAK KAU DENGARKAN.

MENGAPA TIAP RENGEKAN
TAK KAU HIRAUKAN

MENGAPA TIAP CUCURAN KERINGAT
TAK KAU HITUNG

BUKANKAH KAU PANDAI UNTUK ITU.
DIMANAKAH GELARMU YANG KAU SANDANG
YANG MENJADI KEBANGGAANMU
DISETIAP SEMINAR-SEMINAR SEHINGGA
MULUTMU PENUH DENGAN BUSA AIR MATA

SEMENTARA ITU DI LORONG-LORONG SEPI.
TANGIS ANAK JALANAN
RINTIHAN PENDERITAAN MENGHUJAM.

TAK MAMPU LULUHKAN HATIMU

HARUSKAH LANGIT KURUNTUHKAN
DAN BUMI KUGANCANGKAN
SEHINGGA TERBUKA MATA HATIMU.

YOGYAKARTA 23 APRIL 2009
MATAKU YANG KIAN PILU.

BATU DAN HATI

BEGITU KERASKAH
BATU-BATU YANG AKAN
AKU PECAHKAN
SEHINGGA BESI DAN BAJAPUN TAK MAMPU LULUHKAN

ITULAH HATIKU.

AKU MULAI BERTANYA-TANYA
TERBUAT DARI APAKAH HATI INI ?

HARUSKAH SERIBU BUKTI BARU AKU MENYADARI
TENTANG DIRI.

YOGYAKARTA 23 APRIL 2009
BERSAMA LAMUNANKU TENTANG SETELAH DUNIA

Kamis, 09 April 2009

Selamat Tinggal Gembel

oleh Muchojin Puji Santoso

Muka manisku ternyata laku juga
Melebihi pesona artis-artis ibukota.

Aku sudah duduk di kursi enak.
Mau apapun gak ada yang bisa melarang
Karena semua ada di tanganku

jika sebelum ini aku
harus bergumul dengan gembel-gembel
dengan pengemis, orang miskin
katrok, ndeso, sekarang aku berada
di atas awan kekuasaan.

derajatku naik
linksku jadi luas.
semua bersembah sujud dan menjilat kepadaku
lihat betapa terhormatnya aku

aku hanya ingin berkata
selamat tinggal gembel

yogyakarta 7 april 2009

DALAM DETIK INI

DALAM DETIK INI
Oleh : Muchojin puji santoso

dalam detik ini
ada yang bergembira ria
berpesta pora

dalam detik ini ada yang
sedang meregang nyawa
menuju tuhan yang maha esa

dalam detik ini
ada yang menangis pilu.
entah di tinggal pacar, istri ataupun anak.

dalam detik ini
ada bingung setengah mati
hawatir dan cemas.

dalam detik ini
ada yang tenang dan nampak berseri-seri di mukanya.

yogyakarta 7 april 2009

pengemis dan caleg

PENGEMIS DAN CALEG
Oleh : Muchojin Puji Santoso

kulihat pengemis tua di bawah pohon asem.
Mengiba kepada setiap orang.
Mangkok merah nyaring di telinga....
"om kasihanilah kami om.. 3 hari aku belum makan"

Aku tak percaya.
Tak merasa kasihan.
Welasku tak mampu ku bendung.
Dia tersenyum kepadaku.
Mungkin dalam hatinya dia berkata "tolol amat sich..."

Aku tahu dia sapa. kemarin dia makan sate
di warung "mbok inah" dan belum ada 3 hari.
Biarlah untung masih ada orang yang mau menerima sedekahku.

jalan-jalan kutelusiri.
pasar-pasar kumasuki.
aku heran pengemis tua itu sudah ke sampai ke sini.

Dengan wajah yang tampak di buat-buat dia minta lagi padaku.
kali ini aku cuekin... dan aku pergi begitu saja.

di lesehan
aku melihat foto-foto caleg bertebaran di mana-mana
di pohon-pohon
di tiang listrik
di toko-toko
mau ada apa ini ?
ada pesta mungkin

sekilas aku baca
pilih yang peduli sama rakyat miskin
pilih yang bersih dari kkn.
dan janji-janji selangit lainnya.

meskipun aku tahu dia bohong.
dia adalah tetanggaku yang terkenal pelit.
mau duduk di kursi sofanya saja
sering kali aku di larang.

apalagi ada pengemis sudah pasti di usir
oleh satpam-satpamnya.
yang lebih ngeri lagi anjing-anjingnya galak.

jika mau masuk kesana harus bawa
bendera atau terlihat intelek.
berdasi dan memakai sepatu yang berkiwi.
kalau tidak satpam dan anjing itu
akan mengusirmu tanpa hormat.

apalagi jika kamu datang kesana
pakai sandal jepit.
dan baju bolong-bolong.
kamu akan melihat mukanya
lebih indah daripada monyet.

ah sama-sama pengemis mereka
hanya beda nasib.
sekarang mereka akan menjadi manusia lain.
9 april 2009 bertepatan dengan pemilu

mereka tak peduli

Mereka yang tak lagi
Anggabmu ada ...

Hadirmu lebih tak di harapkan
Sedangkan engakau memujanya

Politik dan pemilu
Mendidik orang bermain muka.

Di saat butuh bermuka manis
Disaat berdiri di awan kekuasaan
Melempar senyumpun tak sudi...

Inilah politik
sahabatku...

Minggu, 05 April 2009

MANIKAM DUNIA AKHIRAT

MANIKAM DUNIA AKHIRAT
Oleh :Muchojin puji santoso

"Ya Rosul"
Pujian apalagi yang harus ku
Ungkapkan dalam sajak-sajak ku.

Bila dalam tutur katamu.
Tatapmu
Akhlakmu
Adalah keindahan

"Ya Rosul"
Aku tidak heran
Jika banyak penyair dan pujangga mengagumi.
Bahkan para malaikat
Allahpun
Bershalawat untukmu.

"Ya Rosul"
Heranku padamu
Tiap kebencian engkau balas dengan cinta kasih

"Ya Rosul"
Sudah berapa banyakkah
Kotoran menimpa wajahmu.
Sudah berapakah gigimu tanggal.
Berapakah anak panah menancap di tubuhmu
Heranku tidak ada kutuk keluar dari bibirmu

"Ya Rosul"
Mengapa engkau larang Jibril
Menganggkat gunung dan menghancurkan kaum itu.
Lagi-lagi heranku bertambah.
Dalam refleksiku betanya-tanya
Adakah dengan kita ?.

"Ya Rosul"
Bagaimanakah keadaanku kelak.
di hari perjumpaan dengan Allah
Bila syafa'atmu tak kau ulurkan padaku.

"Ya Rosul"
Detik ini aku merindukanmu.
Ingin berjumpa denganmu.

"Ya Rosul"
jika aku merindukanmu
kemanakah jalan yang harus kutempuh.


"Ya Allah"
Jangan engkau matikan aku
Sebelum meihat wajah kekasih-MU

Yogyakarta 4 mei 2009

DAFTAR ISI