Kamis, 09 April 2009

pengemis dan caleg

PENGEMIS DAN CALEG
Oleh : Muchojin Puji Santoso

kulihat pengemis tua di bawah pohon asem.
Mengiba kepada setiap orang.
Mangkok merah nyaring di telinga....
"om kasihanilah kami om.. 3 hari aku belum makan"

Aku tak percaya.
Tak merasa kasihan.
Welasku tak mampu ku bendung.
Dia tersenyum kepadaku.
Mungkin dalam hatinya dia berkata "tolol amat sich..."

Aku tahu dia sapa. kemarin dia makan sate
di warung "mbok inah" dan belum ada 3 hari.
Biarlah untung masih ada orang yang mau menerima sedekahku.

jalan-jalan kutelusiri.
pasar-pasar kumasuki.
aku heran pengemis tua itu sudah ke sampai ke sini.

Dengan wajah yang tampak di buat-buat dia minta lagi padaku.
kali ini aku cuekin... dan aku pergi begitu saja.

di lesehan
aku melihat foto-foto caleg bertebaran di mana-mana
di pohon-pohon
di tiang listrik
di toko-toko
mau ada apa ini ?
ada pesta mungkin

sekilas aku baca
pilih yang peduli sama rakyat miskin
pilih yang bersih dari kkn.
dan janji-janji selangit lainnya.

meskipun aku tahu dia bohong.
dia adalah tetanggaku yang terkenal pelit.
mau duduk di kursi sofanya saja
sering kali aku di larang.

apalagi ada pengemis sudah pasti di usir
oleh satpam-satpamnya.
yang lebih ngeri lagi anjing-anjingnya galak.

jika mau masuk kesana harus bawa
bendera atau terlihat intelek.
berdasi dan memakai sepatu yang berkiwi.
kalau tidak satpam dan anjing itu
akan mengusirmu tanpa hormat.

apalagi jika kamu datang kesana
pakai sandal jepit.
dan baju bolong-bolong.
kamu akan melihat mukanya
lebih indah daripada monyet.

ah sama-sama pengemis mereka
hanya beda nasib.
sekarang mereka akan menjadi manusia lain.
9 april 2009 bertepatan dengan pemilu

0 komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI