Kamis, 08 April 2010

CINTA TERCARIKAN ILUSI


Cinta Tercarikan Ilusi


Oleh : MUCHOJIN PUJI SANTOSO




Tuhan ijinkan aku


Menemukan cintamu


Sebait puisi akan dimaknai


hilang lekang oleh putaran ruang dan waktu


adakah kebenaran yang tidak menyakiti


tanyaku pada sebatang rokok


kepulan asap terbang


kesisi cinta suci-Nya


berapa banyak manusia hidup


dari kepulan ilusi


adakah cinta akan terimaji


ruang kosong ilusi cinta


menenggelamkan aku


dalam rindu tak tertahankan


kapankah aku kembali.



Caren KKN uin suka

terbungkus waktu


Terbungkus Waktu


Oleh MUCHOJIN PUJI SANTOSO



Perjalanan panjangku


Selalu menyisakan tanya


Apa yang sebenarnya terjadi


Refleksi panjang menemani hati


Membawa kenangan dan harapan


Alankah indah bila kita sadar


Mengapa mesti bingung takut masa depan


Trauma masa lalu


Ikat masa masa itu.


Agar tak kuasai hidupmu


Biarkan kesadaran bermekaran


Menyelesaikan persoalan hidup


Saat ini.

AGAMA DITITK NADIR


AGAMA DI TITIK NADIR


OLEH MUCHOJIN PUJI SANTOSO





Sepekat inikah wajahmu


Seram aku menatap


Dimanakah mutiara-mutiara


hikmah berpijar


Di rongga dada telah padam



Dimata telah merah



Menawarkan dendam


Telinga telah pecah


Menampar indah bak gasing


Berputar dan berjudi




Agama


Arena laga dan judi


Menghitung untung dan rugi


Diatas mimbar


Mengatas nama-namakan


Hikmah dan kebijaksanaan


Terselubung indah


Filsafat, politik, ekonomi


Semua membisu seribu tanya


Agama bukan untuk orang lain tetapi untuk diri sendiri


Mutiarapun belum tentu engkau


Temukan ditempat para raja


Namun dapat engkau temukan di dasar samudera


Dalam perut kerang.

xenophobia


XENOPHOBIA


Oleh MUCHOJIN PUJI SANTOSO



21 MEI 1988 REFORMASI


SOEHRTO DITELANJANGI


KRONIKRONINYA


SIBUK SELAMATKAN DIRI


PUTRA KETURUNAN CINA


DI INJAK-INJAK KELAMINNYA


DIBAKAR HIDUP HARGA DIRINYA


HINGGA MASIH NAMPAK DIMUKA KITA


KEBENCIAN PADA ORDE BARU


TIDAKKAH KITA BERFIKIR DAN MELIHAT JAUH


SIAPAKAH DIA


SIAPAKAH PENGHUJAT ITU


XENOPOBIA


MENGGEJALA DALAM ALIRAN DARAH MEREKA


TRENGGALEK 23 AGUSTUS 2006

RACUN

Racun


oleh Muchojin Puji Santoso





TELAH MERASUK DALAM TUBUHKU


HINGGA PIKIRAN MENUMPUL


RASA HAMBAR SELIMUTI



MIMPI-MIMPIKU


TAK TERMAKNAI



DIUJUNG SENJA INI



RACUN-RACUN GANAS


MENJADI DAGING DAN TULANG BELULANG


HINGGA METAFISIKAKU TUMBANG


SENDI-SENDI KEHIDUPAN


DIATAS SINGGASANA ITU AKU BAGAIKAN MONYET MEMAKAI MAHKOTA


DALAM TUBUH BUTUH PENAWAR




TRENGGALEK 21 AGUSTUS 2006

xenophobia 11


XENOPHOBI II


Oleh MUCHOJIN PUJI SANTOSO



AGAMA ISRAEL ENGKAU HUJAT


PALESTINA ENGKAU BELA


NASRANI ENGKAU CELA


ISLAM ENGKAU PUJA


AHMADIYAH DIHANCURKAN


HINGGA BERKEPOMPONG


TIDAKKAH DIDALAM HATIMU ADA CINTA KASIH


ENGKAU KATAKAN TERSESAT


APAKAH KAMU MAMPU SELAMATKAN MUSUHMU


BUKANKAH JUNJUNGANMU SELALU BEGITU


TRENGGALEK 22 AGUSTUS 2006

xenophobia


XENOPHOPBIA


Oleh MUCHOJIN PUJI SANTOSO



MATA TELAH BUTA AKAN CAHAYA


TELINGA-TELINGA


TAK MENERIMA TAMU


ENTAH


BAGAIMANAKAH INI TERJADI


SENYUM BISU MENAMPAR LANGIT DAN MEGA


LANGIT DIKUTUK SAAT BANJIR


MEGA DICACI MEMBANGUNKAN AYAM


HINGGA MATA SULIT TERPEJAM


INIKAH


MORAL CINTA KASIH, ADAT AGAMA


YANG KAU PERTAHANKAN


NYAWA HILANG TAK JADI PENGHALANG


APAKAH SEMUA ASLI


TRENGGALEK 22 AGUSTUS 2006

Rabu, 07 April 2010

tak mengerti


TAK MENGERTI


Oleh MUCHOJIN PUJI SANTOSO



Hati pergi tanpa menawar


Jejak hati terkubur sukma


Aku menanti bukan rindu


Engkaulah angin bertingkah


Mawar gugur lemahkan hati


Sari pati angin menjadi angan


Bertindih kelandi


Adanya nyata mainkan ego.


Caren kkn uin sunan kalijaga 2006

sejarah


SEJARAH


oleh Muchojin Puji Santoso




Kuingat dalam kelabu


Darah menghitam hingga pembuluh hati


Kesadaranku memercik diantara mimpi


Beribu-ribu bintang memainkan ekstaseku



Ribuan tahun kebelakang


Ada jiwa tumbuh subur dibawah panji kekuasaan


Ada jiwa kerdil dilalap kaca benggala


Ada jiwa yang tak termaknai


Bermahkotakan hijab permata


Ku ingat


Hanya dalam hubungn angka


Entah


Sampai kapankah sejarah


Menutup diri dan selalu




TRENGGALEK 07 AGUSTUS 2006

lidah


Lidah


oleh Muchojin puji santoso




Akan ku lukis langit dengan darah


Kumerahkan dari ujung utara hingga selatan


Ku ingat sengkuni


Mengadu domba perang barata yudha


Lidah symbol merah penumbah arah


Maka berhatilah


Jangan remehkn kecilnya




TRENGGALEK 20 AGUSTUS 2006

Sabtu, 03 April 2010

Titip Riindu

Tuhan mengapa engkau titipkan rindu ini kedalam hatiku. Jika memang rindu ini dari-Mu ijinkan aku terus bersama-Mu untuk selamanya. Hatiku selalu gundah gulana memikirkanmu dan nasibku ketika perjumpaan itu tiba. Apakah aku akan bersama dengan rahmad-Mu ataukah dengan keadilan-Mu. Jika aku engkau sambut dengan rahmadmu alangkah bahagianya hatiku. Tetapi jika keadilanmu yang berbicara entah aku akan menjadi apa ? dan bagaimana nasibku dan rinduku ini.



Tuhan apakah rindu ini harus kulawan, biar jiwa ini tidak berbaik sangka kepadamu yang menyebabkan aku lupa dan berbangga diri dengan ampunan-Mu. Akulah seorang muslim yang akan di ampuni oleh Allah ataukah aku akan menjadi seorang yang berputus asa dari rahmadmu. Akulah pendosa besar, tuhan tidak akan mengampuni dosa-dosaku karena telah terlampaui banyaknya. Tuhan seimbangkanlah jiwaku dalam raja' dan khauf.



Tuhan ataukah kubiarkan rindu ini seperti hembusan angin yang datang dan pergi.



Gitar


GITAR


Oleh: Muchojin Puji Santoso


Berpuluh hari aku renungkan


Sedikit demi sedikit kutemukan makna


Dari berbagai kehidupan



Makna bunyi gitar


bukanlah sebagai suatu tanpa sebab.


Pasti ada gumanku.



Bagaiamanakah bunyi memekakkan telinga


Bagaiamanakah bunyi menidurkan bayi


Bagiamankah bunyi membuat pilu menjadi-jadi



Disinilah aku mulai temukan


Dunia ini akan berbunyi


Sebagaimana engkau petik.


Petiklah hidupmu dengan indah


Supaya not-not merdu kudengar.


PANGGUNG


PANGGUNG



Dunia ini panggung sandiwara


Tetapi bukan untuk menghibur


Dunia ini media tempatmu


Mematahkan ego-egomu.


Doa


DOA



Adakah kita


Menemani jiwa nakal ini


Menemui Tuhan semesta


Tersenyum dengan indah.


Adakah jalan itu buat kita lalui?


DAFTAR ISI